Lompat ke isi utama

Berita

Pesilat Minggu Ke-3, Sabdi : Bahaya Penyakit Hati

Pesilat Minggu Ke-3, Sabdi : Bahaya Penyakit Hati

Lebong - Bawaslu Kabupaten Lebong. Pada minggu ke-3 Ramadhan 1443 H, Pesilat (Pesantren Kilat) Bawaslu Kabupaten Lebong yang dilaksanakan pada Jumat (22/04/2022) diisi langsung oleh Sabdi Destian, Anggota Bawaslu Kabupaten Lebong dengan menyampaikan materi tentang bahaya penyakit hati.

“Penyakit hati atau  (psychoses) adalah kelainan kepribadian yang ditandai oleh mental dalam (profound-mental), dan gangguan emosional yang mengubah individu normal menjadi tidak mampu mengatur dirinya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dua istilah yang dapat diidentifikasikan dengan psychoses ini adalah insanity dan dementia. Insanity adalah istilah resmi yang menunjukkan bahwa seseorang itu kacau akibat dari tindakannya. Sedangkan istilah demensia digunakan untuk kebanyakan kelainan mental, tetapi secara umum kini diinterpretasikan sebagai sinonim dengan kekacauan mental (mental disorder) yang mencolok. Sebab mereka sering melakukan tingkah laku yang semaunya sendiri”.

“Seseorang yang diserang penyakit hati kepribadiannya terganggu dan selanjutnya menyebabkan kurang mampu menyesuaikan diri dengan wajar dan tidak sanggup memahami problemanya. Seringkali orang yang sakit jiwa tidak merasa  bahwa dirinya sakit, sebaliknya ia menganggap dirinya normal, bahkan lebih baik, lebih unggul, dan lebih penting dari yang lain”, tutur sabdi..

Hasan Muhammad as-Syarqawi dalam kitabnya Nahw ‘Ilmiah Nafsi, membagi penyakit hati dalam sembilan bagian, yaitu: pamer (riya’), marah (al-ghadhab), lalai dan lupa (al-ghaflah wan nisyah), was-was (al-was-wasah), frustrasi (al-ya’s), rakus (tama’), terperdaya (al-ghurur), sombong (al-ujub), dengki dan iri hati (al-hasd wal hiqd). Dan dari kesekian penyakit hati yang memiliki dampak yang paling dahsyat adalah “hasad” atau dengki.

Hasad atau dengki adalah menginginkan nikmat yang dimiliki orang lain dan menghendaki nikmat tersebut berpindah kepada dirinya.  Pada hakikatnya, penyakit ini mengakibatkan si penderita tidak rela atas qadha dan qadar Allah, hasad juga membuatnya senang dengan hilangnya nikmat tersebut dari saudaranya. Dampak negatif yang ditimbulkan dari penyakit hati adalah sulit merasa tenang, selalu merasa kurang, mudah marah dan dampak yang paling besar adalah hancurnya tali persaudaraan serta tumbuh suburnya kebencian.

Adapun dalam kita menjalankan kehidupan hendaklah kita selalu berbuat baik dan menjauhi penyakit hati. Sebagaimana telah disebutkan dalam Al Quran (Surat An-Nisa Ayat 32).  Penyakit hati sangatlah berbahaya karena dapat menghilangkan nilai kebaikan yang dilakukan sebelumnya.

Dalam tausiyahnya tersebut, Sabdi menambahkan bagaimana cara untuk mengobati hati, yang pertama adalah menjaga kekuatan mental dengan ilmu yang bermanfaat dan melakukan berbagai ketaatan. Kedua, menghindari segala yang bisa memperparah penyakit dalam hatinya yaitu dengan menjauhi semua perbuatan dosa dan maksiat. Dan yang terakhir adalah dengan banyak bertaubat, beristighfar dan memohon ampunan kepada Allah SWT.

Di penghujung tausiyahnya, Sabdi berpesan “Semoga dengan majelis ilmu yang kita laksanakan pada hari ini dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran serta selalu berlomba-lomba dalam kebaikan”, pungkasnya. (OT)

Tag
Berita